Kamis, 03 April 2014
XI IPA 1 Sman 1 Klapanunggal
kenangan banget :) Setahun yang lalu. Dari terbitnya mentari hingga terbenam. #PALVESO
*10 FEBRUARI 2013
WE NEVER WALK ALONE BECAUSE WE ALWAYS TOGETHER !!!!!!!!!
Selasa, 25 Maret 2014
Sabtu, 22 Maret 2014
Dibawah Pohon Akasia
#1
Pagi ini mataku terasa sembab akibat tangisan semalam. Ini sangat sakit saat tahu bahwa temanku sendiri menusukku. Untung saja kami berbeda sekolah. Ku lupakan sejenak kejadian semalam. Pagi ini aku berangkat ke sekolah, namun sebenarnya sangat malas.
Langkah kaki ku pun sampai di depan gerbang sekolah. Kulihat jam ditanganku masih menunjuk pukul 06:18 sedangkan sekolah baru di mulai pukul 07:30. Aku duduk dibawah pohon akasia di taman belakang sekolah. Pohon ini sudah tua dan tidak rindang lagi, namun ini adalah tempat dimana aku bisa menenangkan diri. Ini adalah tempat favorit ku. Ku pasang headphone di telingaku dan ku putar musik beraliran K-Pop. Sambil membaca novel aku mengikuti alunan musik yang ku putar.
"Yerra! apa kau Yerra ? "
Aku menoleh dan kulihat seorang pria memanggilku. Pria itu nampak asing bagiku, kupikir dia murid baru disini, tapi kenapa dia tahu namaku.
"Ya aku Yerra". jawabku.
"Oh.. benar kalau begitu, satpam sekolah yang memberi tahuku bahwa sudah ada siswi yang datang pagi pagi begini dan dia kau".
Pria itu bernama Danish, dan benar saja dia memang murid baru di sekolah ku. Dia cukup tampan dan bertubuh tinggi. Tutur katanya pun sopan, meski aku baru mengenalnya ku rasa dia pria yang baik.
Ku antar Danish mengelilingi sekolah dan ku tunjukan ruangan kelas yang dia tempati. Bel pun berbunyi aku segera masuk kelas dan meninggalkan Danish..
***
Ketika pulang sekolah ku lihat Danish sudah berada di depan gerbang sekolah, ku pikir dia sedang menunggu jemputannya.
"Yerra ! " sapanya.
Danish mengajakku pulang bersama. Dijalan kulihat Ryan membonceng wanita dibelakangnya.Wanita itu temanku. Melihatnya membuatku mengingat kejadian malam itu. Malam dimana Ryan orang yang ku sukai menyatakan cintanya pada Sicca temanku. Aku mengintipnya dari kejauhan . Ku pikir Sicca akan menolaknya karena dia tahu aku sudah suka pada Ryan sejak dulu, namun aku salah Sicca ternyata menerimanya.
Tiba - tiba Danish mengejutkanku dengan teriak tepat di telingaku. Mungkin dia meliihatku melamun.
***
Tok.. tok.. tok...
Aku berikir siapa yang datang untuk bertamu malam malam begini. Setelah ku buka terlihat dibalik pintu wanita yang ku kenal, aku menyuruhnya masuk.
"Rra, ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu, tapi - ".
"Aku sudah tahu ko Sis, aku melihatmu malam itu". potongku sebelum Sicca melanjutkan pembicaraannya.
Apakah aku ini terlalu bodoh membiarkan begitu saja orang yang aku suka menjadi kekasih temanku.
Ku mencoba lebih rileks sekarang, memejamkan mata ku diatas kasur empuk milikku.
***
Pagi ini aku sudah merasa lebih baik dan sudah melupakan semuanya tentang Ryan dan Sicca.
Seperti biasa aku berangkat sekolah lebih awal untuk menikmati sebentar saja ketenangan diri. Di sekolah masih terasa sepi, belum ada siswa yang datang sepagi ini selain aku. Langkahku seperti sudah mengerti kemana aku ingin pergi. Tepat di bawah pohon akasia yang biasa yang aku tempati, ku lihat Danish. Sedang apa dia dibawah pohon itu, dan apa keperluannya hingga pagi-pagi sekali ia sudah datang. Aku menghampirinya dan didik di sebalahnya tanpa berkata apa apa.
"Eh, kau sudah datang ? aku menunggumu sejak tadi".
"Untuk apa menungguku?" tanyaku.
Ternyata Danish sengaja tadang lebih awal hanya untuk mengobrol dan bercerita lebih banyak denganku. Kami mengobrol hingga para siswa berdatangan. Mata ku tercengan ketika melihat Ryan berjalan menujuku. Aku bingung harus berbuat apa jika dia benar menghampiri ku.
Benar saja Ryan menghampiri ku dan Danish.
"Hai, Rra.. aku mau ngomong berdua sama kamu".
Dengan gugup aku mengiyakan Ryan dan menyuruh Danish pergi meninggalkan kami berdua. Tepat dibawah pohon akasia Ryan berbicara padaku. Dia meminta maaf padaku jika telah melukai hatiku, dia bilang cinta tak bisa dipaksakan dan dia lebih mencintai Sicca. Aku mengerti dengan semua ini, Ryan benar cinta tak bisa dipaksa.
Sekarang hari-haru ku, ku jalani seperti siswi sekolah biasa yang seperti belum mengenal cinta. Aku sekarang lebih ingin fokus pada sekolah dan hobby ku.
Setiap pulang sekolah ketika sudah sepi, aku pergi ke pohon diama aku bisa melakukan hobby ku. Ku putar musik K-Pop beraliran beat-dance dengan keras. Mengikuti aliran musik aku aku melakukan dance dengan semangat.
*~ TBC
Langganan:
Postingan (Atom)